Tik Tok Punya Efek Positif untuk Remaja
Jakarta:
Aplikasi untuk menyanyi lip-sync Tik Tok
resmi diblokir Kementerian Komunikasi dan Informatika pada Selasa, 3 Juli 2018.
Tik Tok dianggap mengandung banyak konten negatif, khususnya untuk
anak-anak.
Namun, tepatkah langkah memblokir aplikasi tersebut? bagaimana Tik Tok jika ditinjau dari aspek psikologis?
Namun, tepatkah langkah memblokir aplikasi tersebut? bagaimana Tik Tok jika ditinjau dari aspek psikologis?
Psikolog anak, remaja, dan keluarga Efnie Indrianie, M.Psi
mengungkapkan. Tik Tok sebenarnya bisa menjadi aplikasi yang bagus untuk
menumbuhkan kreativitas anak. Misalnya mengembangkan koreografi tarian sesuai
lagu yang dipilih.
Sayangnya, banyak orang yang merasa terganggu dengan adanya
aplikasi ini, salah satunya setelah kemunculan remaja bernama Bowo Alpenliebe
yang disebut-sebut sebagai artis Tik Tok.
"Masa remaja memang menjadi salah satu tahapan unik dalam perkembangan psikologis manusia. Pada tahap ini, aspek kognitif, kreativitas, dan imajinasi sedang berkembang pesat yang ditandai dengan mulai berkembangnya kemampuan berpikir abstrak," jelas dosen psikologi di Universitas Kristen Maranatha, Bandung ini.
Fase remaja disebut juga fase komunal yang mana berada di lingkaran teman-teman sebaya menjadi hal yang sangat penting. Tak jarang, pengakuan dari teman sebaya juga menjadi penyemangat.
"Salah satu ciri sifat remaja adalah moody yang merupakan efek perkembangan hormon yang sedang pesat," tambah Efnie.
Menurut Efnie, itulah sebabnya remaja menyukai tiktok karena kontennya yang menarik sehingga bisa membuat suasana hati remaja menjadi baik.
"Aplikasi Tik Tok ini memfasilitasi ciri-ciri perkembangan remaja, dimana mereka bisa bebas berkreasi, berimajinasi, mengekspresikan diri, juga termasuk memperluas jejaring pertemanan," kata Efnie.
Efnie kembali menegaskan, Tik Tok sebenarnya positif jika digunakan sebagai ajang untuk berkreasi, berimajinasi, atau memperluas jaringan pertemanan.
Namun, Efnie juga menyarankan adanya pengawasan dari pihak orang tua terkait konten yang dilihat dan waktu penggunaan yang sebaiknya tidak lebih dari 1,5 jam.
"Batasi juga penggunaannya jangan sampai menjadi adiksi dan lupa pada tugas sekolah dan kehidupan bersosial," pungkas Efnie.
"Masa remaja memang menjadi salah satu tahapan unik dalam perkembangan psikologis manusia. Pada tahap ini, aspek kognitif, kreativitas, dan imajinasi sedang berkembang pesat yang ditandai dengan mulai berkembangnya kemampuan berpikir abstrak," jelas dosen psikologi di Universitas Kristen Maranatha, Bandung ini.
Fase remaja disebut juga fase komunal yang mana berada di lingkaran teman-teman sebaya menjadi hal yang sangat penting. Tak jarang, pengakuan dari teman sebaya juga menjadi penyemangat.
"Salah satu ciri sifat remaja adalah moody yang merupakan efek perkembangan hormon yang sedang pesat," tambah Efnie.
Menurut Efnie, itulah sebabnya remaja menyukai tiktok karena kontennya yang menarik sehingga bisa membuat suasana hati remaja menjadi baik.
"Aplikasi Tik Tok ini memfasilitasi ciri-ciri perkembangan remaja, dimana mereka bisa bebas berkreasi, berimajinasi, mengekspresikan diri, juga termasuk memperluas jejaring pertemanan," kata Efnie.
Efnie kembali menegaskan, Tik Tok sebenarnya positif jika digunakan sebagai ajang untuk berkreasi, berimajinasi, atau memperluas jaringan pertemanan.
Namun, Efnie juga menyarankan adanya pengawasan dari pihak orang tua terkait konten yang dilihat dan waktu penggunaan yang sebaiknya tidak lebih dari 1,5 jam.
"Batasi juga penggunaannya jangan sampai menjadi adiksi dan lupa pada tugas sekolah dan kehidupan bersosial," pungkas Efnie.
Comments
Post a Comment